Banyak pemain di Indonesia yang berstatus profesional, tetapi perilakunya sungguh memprihatinkan. Hal ini salah satu faktor, kenapa Tim Nasional Indonesia selalu sulit bersaing di "Level Dunia". Mentalitas profesional pemain sebagai pelaku utama permainan sepakbola belum betul-betul dimaknai dan diterapkan dalam perilaku dan keseharian para pemain di Indonesia. Banyak hal yang juga mempengaruhi hal tersebut.
1. Kesalahan pembinaan dan para pembina pemain usia dini.
Banyak para pembina pemain usia dini di Indonesia tidak memiliki kemampuan yang baik dalam teknis melatih dan mengembangkan kemampuan mental pemain. Karena kebanyakan dari para pembina tersebut juga belum pernah merasakan pembinaan yang baik (baik pada saat menjalani kursus kepelatihan maupun pada saat mereka masih menjadi pemain). Kursus kepelatihan pelatih sepakbola di Indonesia terlalu mudah diikuti dan meluluskan para peserta walaupun selama kursus kepelatihan tidak mampu menguasai materi. Diakibatkan biaya kursus kepelatihan yang mahal sehingga panitia penyelenggara merasa "tidak enak hati" apabila tidak meluluskan mereka. Sehingga para pelatih tersebut-pun membina para pemain binaanya dengan "ala kadarnya" saja. Tidak ada konsep yang jelas! Seperti pada saat mereka menjalani kursus "yang penting dijalani, masalah kualitas urusan nanti", bisa nggak bisa tetap lulus!! Secara tidak sadar mereka pun membina pemain usia dini lebih banyak berorientasi kepada "pragmatisme sepakbola", pembinaan pemain usia dini kok berorientasi meraih kemenangan pada saat berkompetisi??? Bukankah lebih penting pembangunan sumber daya pemainya dari sisi tehnik, fisik dan mental, sehingga kelak para pemain binaan tersebut menjadi pemain dengan kualitas kelas wahid?? Mereka terbiasa mendahulukan kemenangan daripada kualitas sejati yang akan menghadirkan banyak tropy dengan sendirinya???? Juara Liga Pendidikan tingkat Kabupaten aja bangganya bukan main, walaupun dengan strategi "Negative Football" misalnya, atau dengan "Mencuri Umur", sehingga mental pemain pun ikut seperti mentalitas pelatihnya.
Bukankah ada pepatah kalau "Guru kencing berdiri maka muridnya akan kencing berlari"???? Ada lagi pelatih yang sering menjanjikan pemain binaanya akan disalurkan ke klub-klub profesional untuk memikat para pemain agar mau bergabung di SSB nya atau akademinya atau apaun namanya!! Tapi standar kualitas pembinaanya "memble"!!! Ketika saatnya tiba pemain menuntut disalurkan ke klub profesional, dimana-mana dia ditolak, karena kualitasnya memang memprihatinkan. Setelah itu pemain binaan kecewa dan malas berlatih lagi, karena janji-janji pelatihnya tak terbukti. Makanya jadi pelatih jangan suka janji dan menjual mimpi, tapi tanamkanlah dedikasi yang tinggi pada para pemain agar tidak "memble".
Hal-hal seperti inilah yang secara berangsur-angsur menyebabkan mental pemain menjadi "LEMBEK"!!
2. Pemain tidak memahami kebutuhannya sebagai pemain profesional atau sebagai calon pemain profesional.
Nggak percaya??? Saya sudah membuktikan berkali-kali!! Banyak pemain yang datang seleksi ke klub yang saya latih, 99% kondisi fisiknya jelek!! Berarti para pemain tersebut tidak menjaga kondisi fisiknya, apakah itu profesional??? Bahkan banyak yang secara tehnik tidak layak, tapi kok sudah punya pengalaman bermain di level nasional??? Kok bisa ya?? Ini pertanda bahwa saya dan rekan-rekan pelatih di Indonesia belum mampu memproduksi pemain berkualitas tehnik, fisik, dan mental yang baik sesuai kebutuhan kompetisi level nasional apalagi internasional.
Para pemain bahkan ada yang saya beri program latihan tambahan, tapi "Dengan Mudahnya" tidak melaksanakan. Padahal itu kebutuhanya sebagai pemain. Aneh kan??? Katanya pengin karir dan prestasi tinggi, tapi upayanya memprihatinkan!!
3. Kebiasaan mencari alasan dari luar dirinya ketika mengalami kegagalan.
Ini juga pengaruh dari para pelatih secara tidak sadar. Banyak pelatih terlalu mudah menyalahkan wasit ketika timnya kalah, padahal seandainya wasit "netral" pun belum tentu menang. Karena memang timnya tampil jelek. Nah pemain meniru!! Ketika mereka tampil jelek atau tidak ditampilkan dalam pertandingan, mereka cenderung menyalahkan pihak lain. Ketika tidak dimainkan, berprasangka buruk pada pelatihnya. Ketika penampilanya jelek di pertandingan, menyalahkan rekan satu timnya atau bahkan menganggap strategi pelatihnya. Nah lo...???? Mentalnya tidak terbiasa INTEROSPEKSI tapi MENYALAHKAN PIHAK/ORANG LAIN!! Mana bisa maju yang beginian??? Kemampuanya tidak berkembang karena hanya tahu kelemahan orang lain, tapi tidak tahu kelemahan dirinya sendiri. AKUI KALO TAMPIL JELEK, GENTLEMEN!!! Setelah itu perbaiki penyebab kita tampil jelek, sehingga kita berproses untuk menjadi lebih baik.
Mentalitas para pemain menjadi faktor penting selain tehnik dan fisik, karena ketiga hal tersebut memiliki keterkaitan yang sangat kuat bagi performa para pemain.
BAGUS PRAMONO, S.IP
FOOTBALL COACH "B LICENSE PSSI"
Minggu, 24 Agustus 2014
Senin, 18 Agustus 2014
PRACTICE MAKE PERFECT
Ya "latihan membuat kesempurnaan", yang artinya sebuah penampilan yang baik di pertandingan adalah hasil dari sebuah latihan. Ketika program latihan berkualitas mampu dipahami dan dilakukan/diterapkan secara baik oleh para pemain maka akan menghasilkan penampilan yang baik di pertandingan. Juga sebaliknya, apabila sebuah latihan berkualitas tidak mampu dipahami dan dilakukan/diterapkan secara baik oleh para pemain maka tidak mungkin menghasilkan penampilan yang baik di pertandingan.
Sebuah pekerjaan yang tidak mudah oleh pelatih sebuah tim, untuk membuat sebuah kosep permainan yang mampu dengan mudah dipahami oleh para pemain di timnya. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi;
1. Kemampuan pelatih memahami karakter dan kemampuan para pemainya.
Sehingga konsep permainan yang diterapkan oleh pelatih betul-betul sesuai dengan karakter bermain dan kemampuan para pemainya. Konsep permainan harus dilakukan dengan sebuah keyakinan menyeluruh oleh para pemain dan pelatih.
2. Kemampuan pemain memahami konsep permainan yang diterapkan pelatih.
Para pemain harus memiliki intelegensi, skill, fisik, dan mental baik. Sehingga mampu memahami dan menerapkan konsep permainan yang diterapkan oleh pelatihnya.
Apabila kedua hal tersebut tidak dimiliki oleh sebuah tim maka akan menjadi sebuah kesulitan yang besar untuk membentuk sebuah tim dengan permainan yang berkualitas. Kedua hal tersebut saling berkaitan erat, dan juga membutuhkan komunikasi yang baik antara para pemain di tim dengan pelatih. Sehingga hal-hal prinsip mengenai konsep permainan yang diterapkan pelatih mampu diterapkan dalam penampilan yang baik di sebuah pertandingan.
Sebuah pekerjaan yang tidak mudah oleh pelatih sebuah tim, untuk membuat sebuah kosep permainan yang mampu dengan mudah dipahami oleh para pemain di timnya. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi;
1. Kemampuan pelatih memahami karakter dan kemampuan para pemainya.
Sehingga konsep permainan yang diterapkan oleh pelatih betul-betul sesuai dengan karakter bermain dan kemampuan para pemainya. Konsep permainan harus dilakukan dengan sebuah keyakinan menyeluruh oleh para pemain dan pelatih.
2. Kemampuan pemain memahami konsep permainan yang diterapkan pelatih.
Para pemain harus memiliki intelegensi, skill, fisik, dan mental baik. Sehingga mampu memahami dan menerapkan konsep permainan yang diterapkan oleh pelatihnya.
Apabila kedua hal tersebut tidak dimiliki oleh sebuah tim maka akan menjadi sebuah kesulitan yang besar untuk membentuk sebuah tim dengan permainan yang berkualitas. Kedua hal tersebut saling berkaitan erat, dan juga membutuhkan komunikasi yang baik antara para pemain di tim dengan pelatih. Sehingga hal-hal prinsip mengenai konsep permainan yang diterapkan pelatih mampu diterapkan dalam penampilan yang baik di sebuah pertandingan.
Selasa, 05 Agustus 2014
Ujicoba PERSIP VS PERSEKAP tanggal 5 Agustus 2014
Di Stadion Kraton Kota Pekalongan
Di Stadion Kraton Kota Pekalongan
ALHAMDULILLAH kami mampu memenangkan pertandingan 1-0, semoga mampu menaikan moril dan performa para pemain sebelum pertandingan perdana Liga Nusantara Zona Jawa Tengah tanggal 12 agustus lawan PERSIKAS Kab. Semarang di Ungaran.
Walaupun masih ada hal-hal yang masih harus diperbaiki terkait performa tim, tapi kami optimis menghadapi kompetisi.
Insya ALLAH... Aamiin Ya Rabbal'alamiin
Rabu, 23 Juli 2014
SUMBANG SARAN BUAT PSSI
Setelah membaca fourfourtwo tadi malam tentang rencana regulasi pembatasan pemain asing di ISL, saya tergugah untuk mencermati dan memberikan masukan (sekedar mengingatkan). Semoga bermanfaat untuk kemajuan sepakbola Indonesia.
Untuk menjaga mutu kompetisi, tapi juga tidak "mengganggu" peluang pemain lokal Indonesia untuk berkembang. Saran saya pemain asing di ISL cukup 3 saja di setiap tim, selain berfungsi menaikan mutu kompetisi juga berfungsi sebagai "agen" transfer kemampuan kepada pemain lokal Indonesia.
Tapi hal yang paling penting, adalah bagaimana kita mampu memproduksi pemain "berkualitas dunia" dari dalam negeri. Mengingat aspek "supporting" yang menjadi syarat verifikasi klub ISL sampai hari ini hanya berjalan ala kadarnya. Mereka tidak betul-betul memiliki akademi, yang berfungsi sebagai "mesin produksi" pemain-pemain berkualitas. Mestinya PSSI betul-betul menjadikan hal tersebut sebagai persaratan yang "harus" dilaksanakan oleh klub-klub peserta ISL.
Miris menghadapi kenyataan produksi pemain di Indonesia yang sampai hari ini belum mampu menopan kebutuhan pemain bagi tim nasional yang "berdaya saing dunia".
Ayo PSSI!!! SEMANGAT INDONESIA!!!
Untuk menjaga mutu kompetisi, tapi juga tidak "mengganggu" peluang pemain lokal Indonesia untuk berkembang. Saran saya pemain asing di ISL cukup 3 saja di setiap tim, selain berfungsi menaikan mutu kompetisi juga berfungsi sebagai "agen" transfer kemampuan kepada pemain lokal Indonesia.
Tapi hal yang paling penting, adalah bagaimana kita mampu memproduksi pemain "berkualitas dunia" dari dalam negeri. Mengingat aspek "supporting" yang menjadi syarat verifikasi klub ISL sampai hari ini hanya berjalan ala kadarnya. Mereka tidak betul-betul memiliki akademi, yang berfungsi sebagai "mesin produksi" pemain-pemain berkualitas. Mestinya PSSI betul-betul menjadikan hal tersebut sebagai persaratan yang "harus" dilaksanakan oleh klub-klub peserta ISL.
Miris menghadapi kenyataan produksi pemain di Indonesia yang sampai hari ini belum mampu menopan kebutuhan pemain bagi tim nasional yang "berdaya saing dunia".
Ayo PSSI!!! SEMANGAT INDONESIA!!!
Minggu, 06 Juli 2014
Not Vacation
Hari ini Minggu, Tanggal 6 juli 2014 di Rusunawa Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.
Tak terasa sudah 54 hari, sejak tanggal 13 Mei 2014 saya berada di kota ini. Masa "Pra-Musim" dijalani dengan berbagai macam warnanya, sebagaimana yang banyak terjadi (tidak semua) di klub-klub di seluruh Indonesia. Proses seleksi pemain yang awalnya hanya akan dilakukan dalam waktu dua minggu, terpaksa "molor".
Keputusan "Big Bos" yang hanya mengijinkan merekrut lima pemain dari luar daerah, dan mengakomodasi sebanyak-banyaknya potensi pemain asli Kabupaten Pekalongan menjadi sebuah "Spirit" hebat pembinaan pemain sekaligus "potensi kritik" bagi para pengamat, sebagian teman dekat, banyak masyarakat yang menginginkan PERSEKAP sebagai klub kebanggaan Kabupaten Pekalongan memiliki sekuad bermaterikan pemain "jadi" dan mampu mengangkat performa tim secara "indah" dan menyenangkan ketika bertanding dan ditonton.
Mencari pemain potensial asli daerah ini, yang harus bisa "di-upgrade" dalam waktu 2 bulan untuk siap masuk di dalam persaingan kompetisi "Liga Nusantara 2014" ternyata tidak mudah. Inilah kenyataan dan tantangan! Tapi saya Alhamdulillah yakin bahwa "Setiap manusia bersyukur maka ALLAH akan menambahkan riskiNYA". Sehingga ketika bayak orang khawatir terhadap materi di tim ini, saya malah yakin tim ini mampu bersaing di kompetisi pada bulan Agustus tahun ini (1 bulan lagi). Kenapa tidak?? Orang saya bersyukur kepada ALLAH kok, saya yakin nikmat saya pasti akan dilimpahkanNYA... Aamiin Ya Rabbal'alamiin. Lagipula persiapan penuh semangat telah dijalani di latihan pra-musim, lalu mau takut sama tim mana???? Insya ALLAH kita siap, kita hebat!!!
Semoga semangat yang membara dari para pemain dan staf kepelatihan untuk berprestasi bersama PERSEKAP dapat menggugah manajemen tim untuk lebih semangat lagi (juga untuk berprestasi).
Tak terasa sudah 54 hari, sejak tanggal 13 Mei 2014 saya berada di kota ini. Masa "Pra-Musim" dijalani dengan berbagai macam warnanya, sebagaimana yang banyak terjadi (tidak semua) di klub-klub di seluruh Indonesia. Proses seleksi pemain yang awalnya hanya akan dilakukan dalam waktu dua minggu, terpaksa "molor".
Keputusan "Big Bos" yang hanya mengijinkan merekrut lima pemain dari luar daerah, dan mengakomodasi sebanyak-banyaknya potensi pemain asli Kabupaten Pekalongan menjadi sebuah "Spirit" hebat pembinaan pemain sekaligus "potensi kritik" bagi para pengamat, sebagian teman dekat, banyak masyarakat yang menginginkan PERSEKAP sebagai klub kebanggaan Kabupaten Pekalongan memiliki sekuad bermaterikan pemain "jadi" dan mampu mengangkat performa tim secara "indah" dan menyenangkan ketika bertanding dan ditonton.
Mencari pemain potensial asli daerah ini, yang harus bisa "di-upgrade" dalam waktu 2 bulan untuk siap masuk di dalam persaingan kompetisi "Liga Nusantara 2014" ternyata tidak mudah. Inilah kenyataan dan tantangan! Tapi saya Alhamdulillah yakin bahwa "Setiap manusia bersyukur maka ALLAH akan menambahkan riskiNYA". Sehingga ketika bayak orang khawatir terhadap materi di tim ini, saya malah yakin tim ini mampu bersaing di kompetisi pada bulan Agustus tahun ini (1 bulan lagi). Kenapa tidak?? Orang saya bersyukur kepada ALLAH kok, saya yakin nikmat saya pasti akan dilimpahkanNYA... Aamiin Ya Rabbal'alamiin. Lagipula persiapan penuh semangat telah dijalani di latihan pra-musim, lalu mau takut sama tim mana???? Insya ALLAH kita siap, kita hebat!!!
Semoga semangat yang membara dari para pemain dan staf kepelatihan untuk berprestasi bersama PERSEKAP dapat menggugah manajemen tim untuk lebih semangat lagi (juga untuk berprestasi).
Minggu, 25 Mei 2014
STADION WIDYA MANGGALA KRIDA KEDUNGWUNI, KABUPATEN PEKALONGAN 25 MEI 2014
Menjelang pertandingan ujicoba PERSEKAP vs Puslat Kedungwuni, 14 hari menjelang kick off Liga Nusantara 2014.
Langganan:
Postingan (Atom)